Selasa, 27 Oktober 2015

MATERI

BAB 1

MENULIS LAPORAN ILMIAH SEDERHANA

Tujuan Karya Ilmiah

  • Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
  • Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
  • Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
  • Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
  • Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

Manfaat Karya Ilmiah

Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
  • Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
  • Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
  • Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
  • Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
  • Memperoleh kepuasan intelektual;
  • Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
  • Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

Sistematika Penulisan Karya Ilmiah

Bagian Pembuka

  • Sampul
  • Halaman judul.
  • Halaman pengesahan.
  • Abstraksi
  • Kata pengantar.
  • Daftar isi.
  • Ringkasan isi.

Bagian Isi

Pendahuluan

  • Latar belakang masalah.
  • Perumusan masalah.
  • Pembahasan/pembatasan masalah.
  • Tujuan penelitian.
  • Metode penelitian.

Pembahasan

  • Pembahasan teori
  • Kerangka pemikiran dan argumentasi keilmuan
  • Pengajuan hipotesis

Metodologi penelitian

  • Waktu dan tempat penelitian.
  • Metode dan rancangan penelitian
  • Populasi dan sampel.
  • Instrumen penelitian.
  • Pengumpulan data dan analisis data.

Hasil Penelitian

  • Jabaran varibel penelitian.
  • Hasil penelitian.
  • Pengajuan hipotesis.
  • Diskusi penelitian, mengungkapkan pandangan teoritis tentang hasil yang didapatnya.

Penutup

  • Kesimpulan
  • Saran

Bagian penunjang

  • Daftar pustaka.
  • Lampiran- lampiran antara lain instrumen penelitian.
  • Daftar Tabe


BAB 2  

MENGAPRESIASI SECARA LISAN TEKS SENI BERBAHASA DAN TEKS SENI ILMIAH SEDERHANA

A.   Diksi, Makana Idiomatic, Ungkapan, Majas, Dan Peribahasa.
Diksi atau pilihan kata merupakan unsure yang penting bagi para pengarang dan penyair untuk membuat sebuah karya seni. Kata dapat diartikan secara leksikal atau sesuai konsep, tapi juga bisa diartikan secara kontekstual atau sesuai dengan situasi pemakainya.

1.    Makna Denotative Dan Konotatif
Makna denotaif adalah makna sebenarnya atau makna yang memeng sesuai dengan pengertian yang dikandung data tersebut. Makna denotative disebut juga makna umum.
Contoh: Makan, artinya memasukan sesuatu kedalam mulut dikunyah dan ditelan.
      Makna konotatif adalah makna bukan sebenarnya atau kiasan atau makan tambahan.
Contoh: Putih, artinya bisa bermakna suci, tulus, tapi jua bermakna menyerah atau polos.

2.    Ungkapan dan Peribahasa
Ungkapan adalah satuan bahasa (kata, frasa, atau kalimat) yang tidak dapat diramalkan berdasarkan unsur unsur pembentuknya.
Contoh: pernag dingin, kabar angin, kambing hitam, naik daun dan lainnya.
 Peribahasa adalah sekelompok kata atau kalimat yang mengisahkan maksud tertentu berupa perbandingan, pertentangan, sindiran, dan penegasan.
Contoh: habis manis sepah dibuang, bergantung pada akar lapuk, seperti anak ayam kehilangan induk, bagai telur diujung tanduk.
Ungkapan dan peribahasa banyak digunakan dalm karya seni baik prosa fiksi atau nonfiksi sperti pada cerpen, novel, ataupun puisi. Penggunaan ungkapan atau termasuk unsure gaya bahasa dala kesusasteraan.

3.    Penggunanan Majas Didalam Karya Sastra
Majas adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menimbulkan pesan imajinatif atau menciptakan efek-efek tertentu bagi pembaca atau pendengarnya. Majas terdiri atas:
a.    Majas perbandingan.
1)    Asosiasi atau perumpamaan, yaitu majas perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi sengaja dianggap sama, dan ditandai penggunaan kata bagai, bagaikan, seumpama, seperti, dan laksana.
-        Semangatnya keras bagaikan baja
-        Mukanya pucat bagai mayat
2)    Metafora, yaitu majas perbandingan yang diungkapkan secara singkat dan padat.
-        Dia dianggap anak emas majikannya
-        Perpustakaan adalah guadan ilmu
3)    Personifikasi, yaitu majas yang membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia.
-        Badai mengamuk dan merobohkan rumah penduduk
4)    Alegori, yaitu majas perbandingan yang bertautan satu dan yang lainnya, dalam kesatuan yang utuh, berbentuk cerita penuh dengan symbol bermuatan moral.
-        Cerita kancil dan buaya
-        Kancil dan burung gagak
5)    Simbolik, yaitu majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai symbol atau lambing.
-        Bunglon: lambing orang yang tak berpendirian
-        Melati: kesucian
-        Teratai: pengabdian
6)    Metonomia, yaitu majas yang menggunakan cirri atau label dari sebuah benda untuk mengggantikan benda tersebut
-        Gudang garam: rokok gudang garam
-        Kapal api: kopi kapal api.
7)    Sinekdokhe, yaitu majas yang menyebutka bagian untuk menggantikan benda secara keseluruhan atau sebaliknya dan terdiri atas dua bentuk
-        Pas pro toto, yaitu menyebutkan sebagian untuk keseluruhan
Contoh: hingga detik ini ia belum kelihatan batang hidungnya, per kepala mendapat Rp. 300.000
-        Totem pro parte, yaitu menyebutkan seluruh untuk sebagian
Contoh: Indonesia akan memilih idolanya malam ini.

b.    Majas Sindiran
1)    Ironi, yaitu majas yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud menyindir
-        Ini baru siswa teladan, setiap hari pulang malam.
2)    Sinisme, yaitu majas yang menyatakan sindiran secara langsung
-        Lama-lama aku bisa jadi gila melihat tingkah lakumu itu.
3)    Sarkasme, yaitu majas sindiran yang paling kasar, yang banyak diucapkan oleh orang yang sedang marah
-        Dasar kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus.

c.    Majas Penegasan
1)    Pleonasme, yaitu majas yang menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud menegaskan arti suatu kata.
-        Semua siswa yang diatas agar segera turun kebawah
2)    Repetisi, yaitu majas perulangan kata-kata sebagai penegasan
-        Dialah yang kutunggu, dialah yang kunanti, dialah yang kuharap.
3)    Paralelisme, yatu majas perulangan biasanya ada di dalam puisi
-        Cinta adalah pengertian
Cinta adalah kesetiaan
Cinta adalah rela berkorban
4)    Tautology, yaitu majas penegasan dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan, terkadang menggunakan kata yang bersinonim.
-        Bukan, bukan, bukan itu maksudku
-        Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.
5)    Klimaks, yaitu majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dan makin lama makin meningkat.
-        Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri BBM
6)    Anti-Klimaks, yaitu majas yang menyatakan hal berturut-turut dan makin lama makin menurun
-        Kepala sekolah, guru, dan siswa juga hadir dalam acara itu.
7)    Retorik, yaitu majas yang berupa kalimat Tanya namun tidak memerlukan jawaban tujuannya memnberikan penegasan, sindiran atau menggugah.
-        Kata siapa cita-cita bisa didapat cukup dengan sekoalh formal saja?

d.    Majas Pertentangan
1)    Antithesis, yaitu majas yang mempergunakan pasangan kata yang berlawanan artinya.
-        Tua-muda
-        Besar-kecil
-        Miskin-kaya
-        Cantik-buruk
2)    Paradoks, yaitu majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada.
-        Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini
3)    Hiperbola, yaitu majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam atau meminta perhatian
-        Suaranya menggelegar membelah angkasa
-        Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang
4)    Litotes, yaitu majas yang menyatakan sesuatu dengan cara yang berlawanan dari kenyataannya dengan mengecilkan atau menguranginya dengan tujuan untuk merendahkan diri.
-        Mengapa kamu bertanya kepada orang bodoh seperti saya?

4.    Menangkap Pesan Dan Memberi Tanggapan Terhadap Karya Sastra
Amanat yaitu pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang lewat cerita dan diungkapkan secara tersirat dan tersurat.
      Untuk karya puisi, pengungkapan amanat dapat melalui pengamatan terhadap pilian kata yang digunakan. Ringkasan cerita disebut synopsis.

Memberikan tanggapan terhadap karya sastra dapat dilakukan dengan cara membuat tanggapan dalam bentuk resensi.
Resensi adalah tulisan yang berisi ulasan, penilaian, pertimbangan, atau pembicaraan suatu karya sastra dengan tujuan memberikan informasi kepada pembaca mengenai keunggulan dan kelemahan karya fiksi dan nonfiksi tersebut.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun resensi cerpen atau novel
1)    Tema
2)    Alur
3)    Latar
4)    Tokoh
5)    Sudut pandang
6)    Amanat
7)    Bahasa
Dalam meresensi prosa, penulis juga dapat mengupas sedikit unsur ektrinsik prosa yang diresensi meliputi:
a)    Latar belakang pengarang
b)    Tujuan membuat karya
c)    Kondisi social budaya dan lingkungan yang mempengaruhi karya itu tercipta
d)    Kultur budaya pengarang
e)    Pengalaman pengarang
Kita juga harus melihat keunggulan dan kelemahan karya sastra tersebut
                        Dalam member tanggapan terhadap karya puisi tanggapan tidak jauh beda dengan tanggapan terhadap prosa atau karya sastra yang lainnya.

BAB 3

MENULIS PROPOSAL UNTUK KEGIATAN ILMIAH 


A.   PENGERTIAN PROPOSAL
          Proposal adalah suatu usulan kegiatan atau rencana yang diterangkan dalam bentuk rancangan kerja yang akan dikerjakan atau dilaksanakan secara terperinci dan sistematis. Berdasarkan bentuknya, proposal dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1.     Proposal formal
2.     Proposal semi formal atau proposal sederhana

B.   SISTEMATIKA PROPOSAL
1. Proposal Formal
Proposal formal disusun secara lengkap meliputi tiga bagian utama, yaitu:

a.   Bagian pelengkap pendahuluan
  Sampul dan halaman judul
 Prakata
 Ikhtisar 
 Daftar isi
 Penegasan permohonan
b.   Isi proposal
  Latar belakang masalah
 Ruang lingkup masalah
 Pembatasan masalah
 Asumsi dasar/kerangka teori
 Metodologi
 Fasilitas
 Personalia (kepanitiaan)
 Keuntungan dan kerugian
Waktu dan biaya
c.   Bagian Penutup
Daftar pustaka
Lampiran-lampiran
Daftar gambar/tabel
2. Proposal Semiformal
Proposal semiformal terbagi menjadi dua jenis, yaitu proposal kegiatan umum dan proposal kegiatan ilmiah sederhana.

a.   Proposal Kegiatan Umum
Proposal kegiatan umum adalah proposal yang berisi usulan atau rencana kegiatan yang bersifat umum, misalnya, kegiatan bazaar, bakti social, pesantren kilar, atau LDKS.\

Sistematika proposal kegiatan umum berbentuk sederhana yaitu:
1.     Nama kegiatan (judul)
2.     Latar belakang atau dasar pemikiran
3.     Maksud dan tujuan
4.     Sasaran atau ruang lingkup
5.     Waktu dan tempat kegiatan
6.     Penyelenggara atau panitia kegiatan
7.     Program atau jadwal kegiatan
8.     Anggaran biaya
9.     Penutup


b.   Proposal Kegiatan Ilmiah Sederhana
Proposal kegiatan ilmiah sederhana atau proposal kegiatan adalah usulan kegiatan yang berisi rancangan kerja atau langkah-langkah untuk melakukan kegiatan ilmiah secara sederhana. Misalnya, proposal pengamatan, proposal mengadakan diskusi ilmiah, proposal penelitian sederhana, dan proposal studi kepustakaan.
         
Sistematika proposal kegiatan ilmiah sederhana juga berbentuk sederhaana meliputi unsure-unsur berikut:
1.     Nama kegiatan ilmiah (judul)
2.     Latar belakang atau dasar pemikiran
3.     Ruang lingkup masalah
4.     Pembatasan masalah
5.     Teknik/metode yang digunakan
6.     Tujuan dan manfaat kegiatan
7.     Program kegiatan
8.     Lokasi dan waktu kegiatan
9.     Biaya kegiatan
10.   Penutup

C. BAHASA PROPOSAL

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis proposal adalah sebagai berikut:
a.   Hendaknya menggunakan bahasa yang jelas dan tepat dengan gata bahasa yang formal dan lugas.
b.     Kejelasan dan ketepatan isi diwujudkan dengan menggunakan kata atau istilah yang jelas dan tepat.
c.      Paragraf yang kohesif dan koheren
d.     Menggunakan kalimat efektif dan tidak berbelit-belit
e.      Mengungkapkan alasan dan tujuan yang logis.

BAB 4

MENULIS SURAT DENGAN MEMPERHATIKAN JENIS SURAT.


A. Pengertian Surat

Dalam berkomunikasi, manusia saling memberikan informasi.
Pemberian informasi oleh manusia dilakukan dengan dua cara, yaitu
secara lisan maupun tulisan. Informasi secara lisan terjadi jika si pemberi
informasi saling berhadapan baik langsung maupun tidak langsung.
Proses komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan cara berbicara melalui
telepon, radio, televisi, dan sebagainya. Namun jika tidak dapat berhadapan
komunikasi dapat dilakukan melalui surat.
Surat adalah salah satu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan
informasi dari satu pihak (orang, instansi, atau organisasi) kepada
pihak lain (orang, instansi, atau organisasi).

B. Format Surat

Sebagai sarana tertulis, surat memiliki format penulisan, terutama
surat resmi atau dinas. Dengan adanya format surat, penulisan surat
menjadi teratur, bagian-bagian surat tidak ditulis sembarang melainkan
ditempatkan sesuai ketentuan.
Bentuk penulisan surat atau format surat yang lazim dipergunakan
ada 5 bentuk, yaitu :
(1) bentuk lurus penuh (full block style)
(2) bentuk lurus (block style)
(3) bentuk setengah lurus (semiblock style)
(4) bentuk lekuk (indented style)
(5) bentuk paragraf menggantung (hanging paragraph)
Bentuk setengah lurus atau semiblock style terdapat dua jenis, yaitu
bentuk Indonesia lama (versi a) dan bentuk Indonesia baru (versi b).
Berdasarkan pengamatan dalam pemakaian bentuk surat, surat-surat
resmi Indonesia lama banyak menggunakan format versi a, sedangkan
surat-surat resmi Indonesia baru menggunakan format versi b. Dalam
kaitan dengan format surat, Pusat Bahasa dalam kegiatan surat-menyurat
sehari-hari melazimkan format setengah lurus versi b. Dan, Pusat Bahasa
menganjurkan kepada masyarakat, melalui penyuluhan bahasa Indonesia
di berbagai instansi, penyuluhan bahasa Indonesia melalui telepon ataumelalui surat, untuk menggunakan format setengah lurus b karena ini dianggap lebih efisien dan lebih menarik

Jenis-Jenis Surat

Berdasarkan pemakaiannya surat dibagi atas tiga jenis, berikut.

1. Surat Pribadi

Surat pribadi adalah surat yang dipergunakan untuk kepentingan
pribadi. Isi surat berhubungan dengan urusan pribadi. Contohnya
surat seorang anak kepada orang tuanya atau surat kepada teman.
Ciri-ciri surat pribadi seperti berikut.
(1) Tidak menggunakan kop surat/kepala surat
(2) Tidak menggunakan nomor surat
(3) Salam pembuka dan penutup surat bervariasi
(4) Penggunaan bahasa bebas, sesuai dengan keinginan si penulis
surat.
(5) Format surat bebas

2. Surat Resmi

Surat resmi ialah surat yang dipergunakan untuk kepentingan yang
bersifat resmi, baik yang ditulis dari perseorangan, instansi, lembaga,
maupun organisasi. Contohnya: surat undangan, surat pemberitahuan,
dan surat edaran.
Ciri-ciri surat resmi, seperti berikut.
(1) Menggunakan kepala surat jika yang mengeluarkannya adalah
lembaga atau organisasi
(2) Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal
(3) Menggunakan salam pembuka dan penutup yang lazim atau resmi,
seperti: Assalamualikum, dengan hormat, hormat kami
(4) Menggunakan bahasa dengan ragam resmi atau baku
(5) Menggunakan cap/stempel jika berasal dari sebuah organisasi atau
lembaga resmi
(6) Penulisan surat mengikuti format surat tertentu (tidak bebas)

3. Surat Dinas

Surat dinas ialah surat yang dipergunakan untuk kepentingan
pekerjaan, tugas dari kantor, atau kegiatan dinas. Surat ini berasal dari
instansi atau lembaga baik swasta maupun negeri. Contoh: surat tugas,
surat perintah, memorandum, dan surat keputusan. Surat dinas yang
berifat perseorangan ialah surat lamaran pekerjaan, surat permohonan
izin, dan surat permohonan cuti.
Ciri-ciri surat dinas, seperti berikut.
(1) Menggunakan kop/kepala surat dan instansi atau lembaga yang
bersangkutan
(2) Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal
(3) Menggunakan salam pembuka dan penutup yang baku atau resmi,
seperti : dengan hormat, hormat kami
(4) Menggunakan bahasa baku atau ragam resmi
(5) Menggunakan cap/stempel instansi atau kantor pembuat surat
(6) Format surat tertentu. Jika berasal dari instansi pemerintahan
lazimnya menggunakan format surat resmi Indonesia baru atau
format setengah lurus versi b.
Penggunaan Bahasa dalam Surat
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa penggunaan bahasa
di dalam surat bergantung pada jenis pemakaian surat dan tujuan surat.
Untuk surat pribadi, penggunaan bahasa bersifat subjektif, bergantung
pada keinginan si penulisnya dan kepada siapa surat ditujukan. Menulis
surat untuk orang tua tentu akan menggunakan bahasa lebih formal dan
santun, berbeda dengan menulis surat untuk teman atau sahabat. Begitu
pula dengan surat pribadi yang bersifat resmi seperti surat lamaran
pekerjaan, surat permohonan izin, dan cuti. Meskipun bersifat pribadi, tapi
karena ditujukan kepada sebuah instansi atau perusahaan tentu penulis
harus menggunakan bahasa yang resmi dan formal.
Lain halnya dengan surat resmi dan surat dinas, penggunaan bahasa
cenderung menggunakan kosakata baku dan struktur kalimat yang lengkap.
Hal ini disebabkan karena surat resmi dan surat dinas dipergunakan untuk
tujuan atau fungsi-fungsi yang bersifat resmi atau kedinasan.

D. Surat Lamaran Pekerjaan

Surat lamaran pekerjaan dapat ditulis tangan atau diketik. Adakalanya
suatu perusahaan atau instansi tertentu mensyaratkan secara khusus
agar surat lamaran yang dikirimkan pelamar ditulis tangan atau diketik.
Kalaupun surat lamaran pekerjaan akan ditulis tangan, tulisan tersebut
hendaknya jelas, mudah dibaca, dan rapi. Surat yang ditulis seperti itu akan
memudahkan orang yang membacanya.
Bagian surat lamaran pekerjaan sebagai berikut.
1. Tempat dan tanggal penulisan surat
2. Perihal
3. Alamat surat
4. Salam pembuka
5. Pembuka surat
6. Tujuan surat lamaran pekerjaan
7. Identitas pelamar
8. Penutup surat
9. Tanda tangan dan nama jelas pelamar
Penulis surat lamaran surat lamaran hendaknya mematuhi ramburambu
berikut ini.
1. Jika ditulis tangan, tulislah sendiri di atas kertas bergaris dengan
menggunakan kertas berkualitas baik.
2. Jika diketik, gunakan kertas HVS dengan jarak pengetikan 1 spasi.
3. Bersih, tidak boleh ada coretan, bekas hapusan, tip ex, dan koreksian.
4. Sifatnya optimistis, artinya si pelamar akan mampu bekerja dengan
baik.
5. Sapaan yang digunakan dalam surat lamaran, yaitu “ibu” atau “bapak”,
dan tidak disarankan menyapa dengan kata”Saudara”/”Anda”.

E. Surat Undangan

Undangan berasal dari kata dasar “undang” dan akhiran “an”. Undang
berarti panggil. Mengundang berarti memanggil atau mempersilakan
datang. Undangan adalah kata benda yang berarti orang yang dipanggil
atau dipersilakan datang untuk hadir pada waktu, hari, tanggal, tempat
yang sudah ditetapkan dalam undangan.
Surat undangan merupakan suatu penghormatan kepada orang
yang diundang. Bentuk dan susunan surat undangan hendaknya disusun
semenarik mungkin, jelas isinya dan dikirimkan tepat waktu agar yang
diundang dapat mempersiapkan untuk memenuhi undangan tersebut.
Dengan demikian, surat undangan adalah surat pemberitahuan akan adanya
suatu acara/kegiatan pertemuan, upacara dengan harapan agar penerima
undangan dapat hadir pada waktu dan tempat yang telah ditetapkan.
1. Bagian-Bagian Surat Undangan
a. Kepala Surat
(1) nama badan usaha,
(2) alamat badan usaha,
(3) nomor telepon,
(4) nomor kotak pos,
(5) identitas lainnya,
(6) tanggal surat,
(7) nomor yang ditujukan/alamat dalam.
b. Isi Surat
(1) salam pembuka,
(2) alasan,
(3) hari dan tanggal,
(4) waktu,
(5) tempat,
(6) acara.
c. Penutup/Kaki Surat
(1) nama badan usaha,
(2) jabatan,
(3) nama jelas,
(4) nomor induk pegawai,
(5) tembusan.

F. Surat Edaran

Perkataan “edaran” berasal dari kata dasar “edar” yang berarti berputar
atau berotasi. Surat edaran disebut juga sirkuler yang berarti surat tersebut
dikirim kepada berbagai pihak yang bentuk dan isinya sama.
1. Pengertian Surat Edaran pada Suatu Instansi
Surat edaran adalah surat pemberitahuan tertulis yang ditujukan
kepada pejabat/pegawai. Surat edaran ini berisi penjelasan mengenai
sesuatu hal, misalnya kebijakan pimpinan, petunjuk mengenai tata
cara pelaksanaan, atau suatu peraturan perundang-undangan.
Fungsi surat edaran:
1. di kalangan instansi pemerintah, merupakan surat yang dapat
memberi petunjuk, penjelasan tentang pelaksanaan atau
peraturan;
2. di perusahaan swasta, surat edaran dapat berfungsi sebagai
pemberitahuan atau pengumuman.
Macam surat edaran:
1. Surat edaran pemerintah, yaitu adanya pemberitahuan kepada
seluruh rakyat Indonesia yang bersifat nasional.
Misalnya:
(1) edaran tentang perayaan hari besar nasional
(2) edaran tentang sensus penduduk
(3) edaran tentang Pemilu
2. Surat edaran dari instansi pemerintah adalah pemberitahuan dan
penjelasan tentang pelaksanaan peraturan di lingkungan instansi
tersebut.
Misalnya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan membuat
edaran tentang:
(1) petunjuk kenaikan kelas
(2) petunjuk UAS, penetapan waktu ujian serta penentuan
pelaksanaan ujian dan petunjuk penilaian ujian serta petunjuk
kelulusan ujian.

3. Surat edaran dari perusahaan, terdiri atas :
(1) Surat edaran khusus adalah surat pemberitahuan sesuatu yang
ditujukan untuk satu lingkungan tertentu
(2) Surat edaran umum adalah surat edaran untuk memperkenalkan
jasa perusahaan dan hasil produk dari ke seluruh lapisan
masyarakat / khalayak.
2. Susunan Surat Edaran dari Instansi Pemerintah
Bagian-bagian surat ini adalah sebagai berikut.
a. Kepala surat
(1) Tulisan “EDARAN” ditulis dengan huruf besar seluruhnya
“Hal”, diberi garis bawah.
(2) Sebelah kiri atas :
Di bawah “Hal” ditulis nama pejabat dan alamat yang dituju.
(3) Sebelah kanan atas :
Tempat tanggal, bulan, dan tahun.
b. Isi surat edaran/batang tubuh
Dirumuskan dalam bentuk uraian yang terdiri atas:
(1) pendahuluan
(2) inti
(3) penutup
c. Kaki surat/bagian akhir, terdiri atas :
(1) nama jabatan
(2) tanda tangan pejabat yang menerbitkan surat edaran
(3) nama pejabat dan NIP/NRP
(4) cap dinas
(5) tembusan (bila dianggap perlu)

BAB 5

Menulis Laporan Ilmiah Sederhana

A. Pengertian Laporan

Laporan ialah karya tulis ilmiah yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang berhubungan secara struktural atau kedinasan setelah melaksanakan tugas yang diberikan. Laporan dibuat sebagai bukti pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas yang diberikan. Laporan harus memuat data yang tepat dan benar serta objektif dan sistematis sehingga dapat dijadikan ukuran untuk membuat pertimbangan dan keputusan. 
Berdasarkan sifat penyajiannya, laporan dibedakan menjadi laporan formal dan laporan informal.

B. Sistematika Laporan Ilmiah

Laporan ilmiah dapat berbentuk naskah atau buku.
Laporan ilmiah atau laporan formal terdiri atas :

1. Bagian Awal yang terdiri dari  :
            A. Halaman judul: judul, maksud, tujuan penulisan, identitas penulis, instansi asal, kota 
                penyusunan, dan tahun
            B. Halaman pengesahan (jika perlu)
C. Halaman motto/semboyan (jika perlu)
D. Halaman persembahan (jika perlu)
E. Prakata;
F. Daftar isi;
G. Daftar tabel (jika ada)
H. Daftar grafik (jika ada)
I. Daftar gambar (jika ada)
J. Abstak : uraian singkat tentang isi laporan

2 . Bagian Isi terdiri dari   :
            A.  Bab I  : Pendahuluan berisi tentang
(1) Latar belakang
(2) Identitas masalah
(3) Pembatasan masalah
(4) Rumusan masalah
(5) Tujuan dan manfaat
B.  Bab II : Kajian Pustaka
C.  Bab III : Metode
D.  Bab IV : Pembahasan
E.  Bab V : Penutup

3. Bagian Akhir terdiri dari   :
     A. Daftar Pustaka
     B. Daftar Lampiran
    C. Indeks : daftar istilah

C. Langkah-Langkah Membuat Laporan

1. Menetapkan tujuan laporan
2. Menetapkan tujuan laporan
3. Menentukan cara penngumpulan data
4. Mengevaluasi data
5. Membuat kerangka laporan

D. Teknik Pengutipan

Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang ahli,
penulis, dan ucapan seorang terkenal. Dalam penulisan karya ilmiah,
kutipan dipergunakan untuk memperjelas dan menegaskan isi uraian atau
untuk membuktikan apa yang dituliskan. 
             Menurut jenisnya, ada dua macam kutipan, yaitu kutipan langsung(lengkap) dan kutipan tidak langsung (isi). Kutipan langsung adalah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli. Kutipan tidak langsung adalah pinjaman dari seorang penulis atau tokoh terkenal yang berupa intisari
atau ikhtisar dari pendapat tersebut.

Kutipan Langsung :
                               - Kutipan langsung panjang → Kutipan yang lebih dari empat baris tulisan. 
                                                                                  Kutipan dipisahkan dari teks, jarak baris 
                                                                                  dengan baris kutipan satu spasi, kutipan boleh 
                                                                                  atau tidak diapit dengan tanda kutip. 
                                                                                  Kutipan disertai sumber informasi kutipan.

                                 - Kutipan langsung pendek → Panjangnya tidak lebih dari empat baris
                                                                                   tulisan kutipan ini langsung diintegrasikan    
                                                                                   dengan teks, diapit dengan tanda kutip, dan 
                                                                                   disertai sumber informasi kutipan.
Jarak antara baris dengan baris kutipan dua spasi.
Contoh : Amalia (1999:12) menyimpulkan “Ada hubungan yang erat antara
kemampuan berbahasa dan lingkungan sosial tempat tinggal pemakai bahasa.”





Kutipan Tidak Langsung :
         Adalah kutipan yang dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri. Kutipan tidak langsung ditulis tanpa tanda kutip, langsung diintegrasikan dengan teks, jarak spasi dalam
kutipan dua spasi, disertai sumber informasi kutipan yang tidak selalu
menyebutkan nomor halaman.
Contoh:
Herawati (1999:31) menyimpulkan bahwa siswa jurusan ekstra
memiliki kemampuan menulis karya ilmiah yang lebih baik daripada siswa jurusan social .

E. Teknik Penulisan Daftar Pustaka

Daftar pustaka atau bibliografi yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya mempunyai pertalian dengan sebuah tulisan atau sebagian dari tulisan yang sedang dibuat. Melalui daftar pustaka, pembaca dapat mengetahui keseluruhan sumber yang digunakan dalam tulisan yang dibacanya sehingga dapat merujuk pada sumber asli.

Penulisan daftar pustaka, secara umum adalah sebagai berikut  :
- Daftar Pustaka disusun secara alfabet (A,B,C,.....) berturut-turut dari atas ke bawah tanpa 
  menggunakan angka arab, tanda hubung, dan semacamnya.
- Cara penulisan sebuah sumber pustaka berturut-turut adalah sebagai berikut :
a. Penulisan nama pengarang
b. Menuliskan tahun terbit buku, diikuti tanda titik
c. Menuliskan judul buku, diberi garis bawah atau ditulis dengan
    huruf miring, diikuti tanda titik
d. Menuliskan tempat atau kota penerbitan, diikuti tanda titik dua.
e. Menuliskan nama penerbit dan diikuti tanda titik.
-  Apabila digunakan dua sumber pustaka atau lebih yang sama penulisnya, sumber ditulis dari 
   buku yang lebih dulu terbit diikuti buku yang terbit kemudian.
-  Bila tidak ada nama penulis, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam urutan alfabet.
-  Jarak antara baris dan baris untuk satu referensi adalah satu spasi tetapi jarak antara pokok 
   dengan pokok adalah dua spasi.
-  Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap pokok harus 
   dimasukkan ke dalam sebanyak empat ketukan mesin tik.
-  Apabila sebuah referensi ditulis oleh lebih dari dua orang penulis, hanya satu nama yang
   dicantumkan dalam daftar pustaka dengan susunan nama terbalik. Untuk nama penulis lainnya 
   disingkat dkk atau dll.

F. Teknik Penulisan Istilah (Indeks)

Istilah-istilah yang dipergunakan dalam suatu tulisan biasanya dikumpulkan di bagian akhir. Bagian daftar istilah disebut indeks. Indeks berguna bagi pembaca untuk mencari kata yang terdapat di dalam tulisan, khususnya karya tulis atau laporan berbentuk buku. Oleh sebab itu, cara penulisan indeks harus disusun berdasarkan abjad setelah dibuat daftar istilah atau kata-kata penting yang perlu diindekskan. Selain disusun berdasarkan abjad, juga disertakan nomor halaman tempat istilah tersebut berada agar mudah mencarinya.
RANGKUMAN

A. Pengertian laporan
Laporan ialah karya tulis ilmiah yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang berhubungan secara struktural atau kedinasan setelah melaksanakan tugas yang diberikan.
B. Sistematika laporan ilmiah
Laporan ilmiah dapat berbentuk naskah atau buku karena berisi hal-hal yang terperinci berkaitan dengan data-data yang akurat dan lengkap. Laporan ilmiah atau laporan formal terdiri atas bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
C. Langkah-langkah membuat laporan
Agar dapat menyusun laporan yang baik dan efektif, perlu di persiapkan dengan matang. Hal-hal yang perlu dilakukan adalah menetapkan tujuan laporan, menentukan bahan laporan,
menentukan cara pengumpulan data, mengevaluasi data, dan membuat kerangka laporan.
D. Teknik pengutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang ahli, penulis, dan ucapan seorang terkenal. Dalam kutipan dicantumkan sumber informasi kutipan. Sumber informasi berisi nama, tahun, dan halaman. Sumber dapat disajikan sebagai kutipan langsung
dan kutipan tidak langsung.
E. Teknik penulisan daftar pustaka
Daftar pustaka atau bibliografi yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya mempunyai pertalian dengan sebuah tulisan atau sebagian dari tulisan yang sedang dibuat. Unsur-unsur yang ditulis dalam daftar pustaka secara berturut-turut meliputi: nama penulis,
tahun penerbitan, judul tulisan, kota tempat penerbitan, dan nama penerbit.
F. Teknik penulisan istilah (indeks)
Istilah-istilah yang dipergunakan dalam suatu tulisan biasanya dikumpulkan di bagian akhir. Bagian daftar istilah disebut indeks. Indeks berguna bagi pembaca untuk mencari kata tersebut dan penjelasannya yang terdapat di dalam tulisan, khususnya karya tulis atau laporan berbentuk buku. Cara penulisan indeks disusun berdasarkan abjad setelah dibuat daftar istilah atau kata-kata penting yang terdapat di dalam buku. Penulisan kata disertai halaman tempat
kata tersebut berada agar memudahkan pencarian.
G. Format penulisan laporan, ukuran, dan jenis kertas

Format penulisan sesuai dengan sistematika laporan formal. Format penulisannya tergambarkan dalam daftar isi dengan pengetikan atau penulisan yang teratur, terperinci, dan jelas bagianbagiannya. Teknik penulisan meliputi margin, spasi, penomoran, tabel atau gambar, bahasa, dan jenis kertas.

0 komentar:

Posting Komentar